Selamat datang di website Kami.

admin@schoolofmind.id +6282133239889

Terapi Anak Autis di Rumah dengan Orangtua

Terapi anak autis di rumah banyak dicari oleh orangtua untuk mengoptimalkan perkembangan pada anaknya yang autisme. Gangguan perkembangan pada anak dengan autisme berhubungan dengan aktivitas imajinatif, terganggunya komunikasi, serta pola interaksi sosial yang tidak biasa.

Orangtua tentu ingin mengetahui cara memberikan terapi anak autis di rumah untuk mengurangi berbagai hambatan yang ditunjukkan oleh anak. Hambatan yang ada pada anak autis tentu berbeda, dipengaruhi seberapa parah kondisi autisme yang ada pada anak.

Hambatan yang sering ditemui pada anak autis adalah berkaitan dengan perilaku, komunikasi, dan interaksi sosial. Karakteristik utama yang ada pada anak dengan autisme adalah tidak adanya kontak mata, rendahnya interaksi sosial dengan orang lain, lebih sedang bermain sendiri, tidak peduli atau acuh tak acuh dengan lingkungannya, mengalami keterlambatan bahasa dan sering melakukan pengulangan kata serta berbicara tidak pada konteks yang tepat. Terkadang juga terdapat anak yang tidak mengeluarkan kata atau hanya menggumam dan mengoceh tanpa makna. Anak dengan autisme tidak memahami ekspresi dan emosi yang ada pada orang lain. Seringkali juga mereka menolak perubahan lingkungan, dan mengalami gangguan sensoris seperti tidak suka kondisi yang terlalu terang atau berisik.

Untuk memberikan terapi anak autis di rumah, orangtua tidak direkomendasikan untuk mendiagnosis sendiri anak hanya melihat gejala yang ada di internet.

Berikut adalah terapi anak autis di rumah yang dapat dilakukan oleh orangtua

Melakukan Deteksi Dini

Sebelum memasuki upaya pemberian terapi pada anak penderita autisme, terlebih dahulu orangtua harus melakukan deteksi dini terhadap kondisi anak. Hal ini karena untuk memberikan penanganan terapi yang tepat pada anak tidak dapat dilakukan sembarangan, melainkan harus melalui prosedur kedokteran dan psikolog. Kondisi unik yang dimiliki anak dengan autisme menunjukkan bahwa setiap anak memiliki kebutuhannya masing-masing. Sehingga pemberian tips penanganan yang direkomendasikan di internet belum tentu sesuai dengan kondisi yang dialami anak.

Terapi perilaku

Perilaku yang ada pada anak autisme cenderung menyimpang dan mengalami perkembangan yang tidak sama dengan anak pada umumnya. Hal ini disebabkan karena kondisi otak anak autis yang menyebabkan perilaku yang dikeluarkan terlihat tidak wajar. Sehingga untuk memperbaiki perilakunya dibutuhkan adanya pemberian terapi perilaku. Terapi perilaku anak autis di rumah bertujuan untuk melakukan perubahan pada perilaku negatif menuju perilaku yang lebih positif, sehingga anak tidak melakukan perilaku menyimpang yang mungkin dapat membahayakan diri sendiri dan juga orang lain. Terapi perilaku dapat dilakukan dengan terapi pengkondisian perilaku, kepatuhan, kontak mata, dan lain sebagainya sesuai dengan terapi yang direkomendasikan oleh dokter atau psikolog. Terapi perilaku dapat dilakukan dengan metode ABA (Applied Behavior Analysis) yang dapat dilakukan dengan pemberian pemberian sistem reward dan punishment saat anak dapat atau tidak dapat melakukan perilaku yang dikondisikan. Reward yang diberikan dapat berupa tepuk tangan, tos, atau makanan dan minuman, atau mainan dan berbagai hal yang disukai anak. Sedangkan punishment dapat berbentuk kata tidak, pengabaian anak, atau mengambil sesuatu yang disukainya.

Fisioterapi

Umumnya perkembangan fisik pada anak dengan autisme lebih lambat dibandingkan dengan pola tumbuh kembang pada umumnya. Pada beberapa kondisi anak autis mengalami kesulitan keseimbangan dan massa otot yang rendah. Fisioterapi dapat menjadi upaya orangtua untuk meningkatkan tumbuh kembang anak dari segi fisik. Fisioterapi hanya dilakukan oleh seorang terapis sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak. Namun orangtua juga dapat mendukung program tersebut dengan memberikan stimulasi-stimulasi fisik untuk meningkatkan keseimbangan, gerakan motorik kasar, dan gerakan motorik halus, untuk meningkatkan perkembangan anak.

Terapi okupasi

Anak autis membutuhkan aktivitas produktif untuk mendukung tumbuh kembangnya. Terapi okupasi merupakan bentuk terapi yang bertujuan untuk membentuk kemampuan hidup sehari-hari pada anak autis. Terapi ini dapat dilakukan secara mandiri oleh orangtua saat di rumah. Misalnya orangtua dapat melatih anak untuk meronce (memasukkan manik-manik pada benang), menyusun lego, dan bermain plastisin. Kegiatan sederhana ini dapat ditingkatkan seiring waktu saat anak semakin paham tentang perintah.

Terapi bina diri

Terapi anak autis di rumah diantaranya adalah bina diri. Terapi bina diri bertujuan untuk meningkatkan kemandirian anak dalam merawat diri sendiri seperti mandi, gosok gigi, pergi ke toilet, memakai baju, dan berbagai aktivitas pribadi lainnya. Orangtua dapat melatih anak untuk melakukan terapi bina diri bertahap seiring pertumbuhan anak, misalnya dimulai dengan hal sederhana memakai sandal secara mandiri, kemudian, memakai celana dan baju, hingga pada aktivitas kompleks seperti mandi. Pembiasaan dan pengulangan orangtua harus dilakukan dengan sabar. Tujuan dilakukan terapi bina diri pada anak dengan autisme adalah untuk meningkatkan kemandirian anak terkait aktivitas pribadi agar di masa depan dapat mandiri dan tidak bergantung pada orang lain.

Terapi diet makanan

Anak autis membutuhkan diet yang harus dilakukan untuk mendukung perubahan perilaku yang diinginkannya. Diantara terapi diet makanan yang dapat dilakukan oleh orangtua di rumah adalah dengan rumus CFGFSF. Apa itu CFGFSF?

Pantangan makanan dan minuman yang diberikan pada anak dengan autisme adalah caffein free, glutein free, dan sugar free. Diantara yang mengandung kafein antara lain minuman bersoda, kopi, teh, coklat, ice cream, kuaci, minuman berenergi, dan juga permen. Sedangkan makanan atau minuman yang mengandung glutein seperti Beras putih, merah, maupun hitam, gandum, sorgum, kedelai, tapioka, jagung, dan singkong, serta masih banyak lagi. Upaya terapi diet ini untuk mendukung keberhasilan terapi lainnya untuk mendukung penurunan perilaku negatif dan peningkatan perilaku positif pada diri anak.

Terdapat banyak cara memberikan terapi anak autis di rumah, sehingga sebelum orangtua memberikan terapi tersebut, ada baiknya untuk berkonsultasi dengan para ahli untuk mendapatkan hasil terapi yang optimal bagi anak.

Untuk memberikan terapi anak autis orangtua juga harus mengisi diri dengan berbagai pengetahuan mengenai upaya terapi untuk anak yang dapat didapatkan melalui youtube, google, atau buku. Pengetahuan tersebut juga bisa didapatkan melalui konsultasi dengan ahli atau sharing pengalaman dengan teman yang memiliki anak dengan kondisi yang sama.

Usaha yang dilakukan oleh orangtua untuk memberikan terapi anak autis di rumah sangat membantu kemajuan tumbuh kembang anak. Hal ini karena waktu yang dilakukan oleh anak di rumah lebih lama dibandingkan dengan saat anak di sekolah atau di tempat terapi. Sehingga waktu orangtua untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak lebih besar dan potensial.

Pemberian terapi di rumah tentu cukup menguras banyak tenaga dan pikiran orangtua. Kesehatan orangtua juga merupakan hal yang utama diperhatikan. Jangan lupa untuk istirahat dan memberikan jeda pada fisik dan psikologis agar dapat tetap kuat membersamai anak hingga mencapai pertumbuhannya yang maksimal.

Nur Semesta School of Mind menyediakan berbagai layanan terapi dan stimulasi tumbuh kembang bagi anak autis atau anak dengan hambatan lainnya.

Kunjungi Official Website Kami [LINK]

Baca juga :

Healing Touch Untuk Memperbaiki Perilaku Anak Autis Melalui Hipnoterapi

5 Tips Apa yang Sebaiknya Dilakukan Orang Tua Anak Dengan ADHD

Hati-Hati Dalam Mendidik Anak! Orang Tua Harus Hindari Hal Ini

About Author:

Saya adalah admin dari situs ini